Badan sehat dan bugar, tentu menjadi idaman setiap orang. Namun tak setiap orang benar-benar tahu pasti bugar tidaknya tubuh masing-masing sebelum di tes dengan tes kebugaran. Kebugaran jasmani yang baik meruapkan modal utama bagi seseorang untuk melaukan aktifitas fisik secara berulang dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelelahan yang berarti. Tujuan dari tes kebugaran jasmani diharapkan seseorang atau civitas akademika UNY mampu bekerja dengan produktif , efisien, dan tidak mudah terserang penyakit, bersemangat berprestasi secara optimal, dan tangguh dalam mnyelesaikan tugas-tugasnya. Kebugaran jasmani yang optimal dapat diperoleh melalui latihan fisik yang benar, teratur, dan terukur. Selain itu, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta memperhatikan aktifitas rekreasi sebagai penyeimbang kondisi fisik dan mental sangat penting dalam menjaga kebugaran jasmani.Tes kebugaran merupakan tes yang bertujuan untuk mengukur bugar tidaknya tubuh kita. Apabila kita melakukan sesuatu dan fisik terasa sangat letih, padahal seharusnya tidak, maka bisa jadi kita memang kurang bugar. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke 45 menggelar tes kebugaran dan pemeriksaan gizi untuk civitas akademika dan pegawai administrasi di UNY. Tes berlangsung jumat pagi (1/5), bertempat di stadion atletik FIK. Rektor UNY, Dr. Rochmat Wahab, MA dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa dan semangat yang kuat sehingga dapat meningkatkan etos kerja. Nampak Rektor UNY bersemangat mengitari lapangan stadion atletik, dengan langkah lari pelan, tapi teratur (tidak berhenti berjalan kaki), `Pak Rektor` mampu mengitari 4 kali putaran di lapangan sepanjang keliling 400 meter persegi.
Kegiatan diwali dengan penimbangan badan dan pengukuran tekanan darah (tensi), selanjutnya atas aba-aba Rektor UNY, seluruh peserta berlari mengitari lapangan stadion selama kurang lebih 12 menit. Nampak ikut lari mengitari lapangan: Pembantu Rektor II, Dekan FISE, tuan rumah Dekan FIK, dosen dan pegawai administrasi sekitar 70 peserta yang ikut berlari.
Menurut Yudik Prasetyo, panitia kegiatan tes kebugaran menjelaskan bahwa untuk melihat baik buruknya status gizi seseorang diukur dengan norma indek masa tubuh (IMT) Adapun rumus untuk mencari IMT adalah berat badan (dalam kg) dibagi tinggi badan (dikonversikan dalam meter persegi). Tabel ukurannya berdasarkan panduan dari kemenegpora sbb.:
1. Status gisi lebih apabila IMT lebih besar dari 24
2. Status gizi normal apabila IMT antara 19 – 24
3. Status gizi kurang apabila IMT kurang dari 19
Jika semisal berat seseorang 54 kg dan tingginya 160 berarti: 54: (1,6 X 1,6) = 21,09
Berarti yang bersangkutan termasuk kategori normal.
Selain mengukur IMT, diukur pula konversi tes jalan/ lari selam 12 menit, yang menurut norma skor tes jalan antara laki-laki dan perempuan berbeda tabel pengukurannya. Tabel konversi tes jalan/ lari selam 12 menit, sbb.:
Norma Skor Tes Jalan / Lari 12 menit (laki-laki)
KATEGORI | USIA (Tahun) |
20 – 29 Tahun | 30 – 39 Tahun | 40 – 49 Tahun | 50 – 59 Tahun |
Istimewa | >2,65 | >2,53 | >2,48 | >2,33 |
Baik | 2,41 – 2,64 | 2,35 – 2,51 | 2,25 – 2,46 | 2,10 – 2,32 |
Cukup | 2,12 – 2,40 | 2,11 – 2,34 | 2,01 – 2,24 | 1,88 – 2,09 |
Kurang | 1,96 – 2,11 | 1,90 – 2,10 | 1,83 – 2,00 | 1,66 – 1,87 |
Sangat Kurang | <1,95 | <1,89 | <1,82 | <1,65 |
Norma Skor Tes Jalan / Lari 12 menit (Perempuan)
KATEGORI | USIA (Tahun) |
20 – 29 Tahun | 30 – 39 Tahun | 40 – 49 Tahun | 50 – 59 Tahun |
Istimewa | >2,17 | >2,09 | >2,01 | >1,91 |
Baik | 1,97 – 2,16 | 1,91 – 2,08 | 1,80 – 2,00 | 1,71 – 1,90 |
Cukup | 1,80 – 1,96 | 1,71 – 1,90 | 1,59 – 1,79 | 1,51 – 1,70 |
Kurang | 1,54 – 1,79 | 1,53 – 1,70 | 1,42 – 1,58 | 1,35 – 1,50 |
Sangat Kurang | <1,53 | <1,52 | <1,41 | <1,34 |
Semisal Pembantu Dekan I FIK, usia 49 tahun, menyelesaikan 1620 meter (1,62 km) dalam waktu 12 menit. Maka untu mengukur kategorinya dapat melihat tabel di atas. Artinya, 1,62 masih sangat kurang. (ratnae)